Artikel ini membahas ihwal pemahaman pembelajaran matematika. Selain itu, juga diuraikan bagaimana tugas seorang guru dalam proses pembelajaran. Agar lebih jelas, simaklah klarifikasi berikut.
Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran yakni jerih payah sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber mencar ilmu lainnya) dalam rangka meraih tujuan yang diharapkan. Dari makna ini terperinci terlihat bahwa pembelajaran ialah interaksi dua arah dari seorang guru dan penerima didik, dimana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada sebuah target yang sudah ditetapkan sebelumnya. Menurut Isjoni (2009:14) menyampaikan bahwa : "pembelajaran yakni sesuatu yang dijalankan oleh siswa, bukan dibentuk untuk siswa. Pembelajaran intinya ialah upaya pendidik untuk menolong penerima didik melakukan acara belajar". Tujuan pembelajaran yakni terwujudnya efisiensi dan efektifitas acara mencar ilmu yang dijalankan penerima didik. Sudjana (2010:5) menyampaikan bahwa: Pembelajaran yakni upaya pendidik untuk menolong penerima didik melakukan acara pembelajaran. Berhasil tidak berhasilnya penerima didik tergantung dari upaya seorang pendidik untuk membelajarkan penerima didiknya.
Lebih lanjut Dimyati dan Mudjiono (2006:297) mengemukakan bahwa: "pembelajaran yakni acara guru secara terprogram dalam konsep instruksional, untuk bikin siswa mencar ilmu lebih aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar".
Dari uraian di atas sanggup ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran yakni jerih payah dari seorang guru untuk menolong penerima didik dalam mencar ilmu sehingga siswa lebih aktif dalam belajar.
Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran
Peran guru dalam proses pembelajaran sungguh penting. Menurut Sanjaya (2008:21-32) mengemukakan beberapa tugas guru dalam proses pembelajaran, yakni:
- Guru selaku sumber belajarPeran guru selaku sumber mencar ilmu berhubungan dekat dengan penguasaan materi pelajaran
- Guru selaku fasilitatorSebagai fasilitator, guru berperan dalam menampilkan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam acara proses pembelajaran
- Guru selaku pengelolaSebagai pengurus pembelajaran (learning manajer), guru berperan dalam bikin iklim mencar ilmu yang memungkinkan siswa sanggup mencar ilmu secara nyaman
- Guru selaku demonstratorPeran guru selaku demonstrator yakni tugas untuk mempertunjukkan terhadap siswa segala sesuatu yang sanggup bikin siswa lebih mengerti dan mengetahui setiap pesan yang disampaikan
- Guru selaku pembimbingPeran guru selaku pembimbing yakni menjaga, mengarahkan, dan membimbing mudah-mudahan siswa berkembang dan meningkat sesuai dengan potensi, minat dan bakatnya
- Guru selaku motivatorGuru dituntut inovatif menghidupkan motivasi mencar ilmu siswa, yaitu:
- Memperjelas tujuan yang ingin dicapai
- Membangkitkan minat siswa
- Ciptakan suasana yang menggembirakan dalam belajar
- Berilah kebanggaan yang masuk akal terhadap setiap kesuksesan mencar ilmu siswa
- Berikan penilaian
- Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa
- Ciptakan kompetisi dan kerja sama
- Guru selaku evaluatorSebagai evaluator, guru berperan untuk menghimpun data atau informasi ihwal kesuksesan pembelajaran yang sudah dilakukan
Komponen - Komponen Pembelajaran
Sebagai sebuah sistem, pembelajaran dalam prosesnya akan melibatkan banyak sekali komponen. Menurut Hamdani (2011:48) menguraikan 6 komponen pembelajaran selaku berikut:
- Tujuan, secara eksplisit, diupayakan lewat acara pembelajaran instructional effect, lazimnya berupa wawasan dan kemampuan atau sikap yang dirumuskan secara eksplisit dalam tujuan pembelajaran
- Subjek belajar, dalam metode pembelajaran ialah komponen utama alasannya yakni berperan selaku subjek sekaligus objek
- Materi pelajaran, ialah komponen utama dalam proses pembelajaran alasannya yakni meteri pelajaran akan memberi warna dan bentuk acara pembelajaran
- Strategi pembelajaran, ialah contoh lazim merealisasikan proses pembelajaran yang diyakini efektifitasnya untuk meraih tujuan pembelajaran
- Media pembelajaran yakni alat atau wahana yang digunakan guru dalam proses pembelajaran untuk menolong penyampaian pesan pembelajaran. Media pembelajaran berfungsi mengembangkan peranan seni administrasi pembelajaran
- Penunjang, dalam metode pembelajaran yakni akomodasi belajar, sumber belajar, alat pelajaran, materi pelajaran, dan semacamnya. Penunjang berfungsi memperlancar dan memudahkan terjadinya proses pembelajaran
Hakikat Kualitas Proses Pembelajaran
Seorang guru yang profesional intinya mesti sanggup mengenali bagaimana mutu pembelajaran yang dilaksanakannya. Menurut Glaser dalam Uno (2009:153) menyatakan bahwa, "kualitas lebih mengarah terhadap sesuatu yang bagus sedangkan pembelajaran yakni upaya membelajarkan siswa". Jadi, sanggup ditarik kesimpulan bahwa mutu pembelajaran artinya mempersoalkan bagaimana acara pembelajaran yang dijalankan oleh guru selama proses pembelajaran sanggup berjalan dengan baik dan menciptakan output yang bagus pula.
Untuk menciptakan output yang bermutu maka perbaikan pengajaran diarahkan pada pengelolaan proses pembelajaran. Dalam hal ini, tugas versi pembelajaran yang sungguh penting dalam menciptakan output pendidikan yang cocok dengan yang diharapkan.
Dalam rangka merealisasikan proses pembelajaran yang berkualitas, Pemerintah mengeluarkan peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 ihwal Standar Nasional Pendidikan (SNP) selaku kategori lebih lanjut dari Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, yang di dalamnya menampung ihwal standar proses.
Berkaitan dengan pembelajaran yang bermutu, Muljono dalam Daeli (2010:30) menyatakan bahwa: "konsep mutu pembelajaran mengandung lima rujukan, yakni (1) kesesuaian, (2) daya tarik, (3) efektivitas, (4) efesiensi, (5) produktivitas pembelajaran". Lebih lanjut Mulyasa (2006:28-29) menguraikan secara garis besar standar proses pembelajaran selaku berikut:
- Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi penerima didik untuk berpartisipatif aktif, serta menampilkan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan pertumbuhan fisik serta psikologi penerima didik
- Dalam proses pembelajaran, pendidik menampilkan keteladanan
- Setiap tahun pendidik melakukan perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan pembelajaran, untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien
- Perencanaan proses pembelajaran termasuk silabus dan planning pelaksanaan pembelajaran yang menampung sedikitnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar
- Pelaksanaan proses pembelajaran mesti memperhatikan jumlah optimal penerima didik per kelas dan beban mengajar optimal per pendidik, rasio optimal buku teks pembelajaran setiap penerima didik dan rasio optimal jumlah penerima didik per pendidik
- Pelaksanaan proses pembelajaran dijalankan dengan membuatkan budaya membaca dan menulis
- Penilaian hasil pembelajaran menggunakan banyak sekali teknik penilaian, sanggup berupa tes tertulis, observasi, tes praktek, dan penugasan individual atau kelompok, sesuai dengan kompetensi dasar yang mesti dikuasai
- Untuk mata pelajaran selain kelompok ilmu wawasan dan teknologi pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, teknik penilaian pengamatan secara individual sedikitnya dilaksanakan satu kali dalam satu semester
- Pengawasan proses pembelajaran termasuk pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan pengambilan langkah tindak lanjut yang diperlukan
Berdasarkan klarifikasi di atas sanggup ditarik kesimpulan bahwa kualitas proses pembelajaran ialah citra baik buruknya hasil yang diraih oleh penerima didik dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan.
Untuk mengenali mutu proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan maka dijalankan penilaian proses pembelajaran dengan menggunakan beberapa instrumen. Uno (2009:159) menerangkan bahwa: Instrumen mutu pembelajaran disusun dalam bentuk kuesioner objektif, dimana terhadap responden akan diberikan beberapa butir soal dengan lima alternatif jawaban. Selanjutnya responden diminta untuk memutuskan satu respon yang paling cocok dengan apa yang mereka rasakan
Selain itu, instrumen untuk mengukur mutu pembelajaran sanggup dijalankan lewat wawancara terhadap responden dan rekaman video. Hopkins dalam Wiriaatmadja (2009:117) menerangkan bahwa: wawancara yakni sebuah cara untuk mengenali suasana tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain. Orang-orang yang diwawancarai sanggup tergolong beberapa orang siswa, kepala sekolah, beberapa orang kawan sejawat, pegawai tata jerih payah sekolah, orang bau tanah siswa.
Lebih lanjut Wiriaatmadja (2009:118) menguraikan beberapa hal yang perlu diamati mudah-mudahan wawancara berjalan efektif, yaitu:
- Bersikaplah selaku pewawancara yang simpatik, yang berperhatian dan pendengar yang baik, tidak berperan terlalu aktif untuk menampilkan bahwa anda menghargai pertimbangan anak
- Bersikaplah netral dalam keterkaitannya dengan pelajaran. Janganlah anda menyatakan pertimbangan anda sendiri ihwal hal itu atau mengomentari pertimbangan anak
- Bersikaplah tenang, tidak terburu-buru atau sangsi dan anak akan menampilkan sikap yang sama
- Mungkin anak yang diwawancarai merasa panik jikalau mereka menampilkan sikap atau ide yang salah menurut anda. Yakinkanlah anak, bahwa pendapatnya penting bagi anda
- Secara khusus amati bahasa yang anda gunakan untuk wawancara...; senantiasa ingat akan garis besar tujuan wawancara; ulangi pertanyaan anak apabila anak menjawab terlalu umum/kabur sifatnya
Kriteria Keberhasilan Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran dibilang sukses apabila terjadi pergeseran sikap yang positif pada diri siswa segalanya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%). Mulyasa (2006:210-211) menguraikan persyaratan atau indikator-indikator kesuksesan proses pembelajaran selaku berikut:
- Kriteria jangka pendek
- Sekurang-kurangnya 75% isi dan prinsip-prinsip pembelajaran sanggup dipahami, diterima dan dipraktekkan oleh para penerima didik di kelas
- Sekurang-kurangnya 75% penerima didik merasa memperoleh kemudahan, bahagia dan memiliki kemauan mencar ilmu yang tinggi
- Para penerima didik ikut serta secara aktif dalam proses pembelajaran
- Materi yang dikomunikasikan sesuai dengan keperluan penerima didik, dan mereka menatap bahwa hal tersebut akan sungguh berkhasiat bagi kehidupannya kelak
- Pembelajaran yang dikembangkan sanggup menumbuhkan minat mencar ilmu para penerima didik untuk mencar ilmu lebih lanjut (continuing)
- Kriteria jangka menengah
- Adanya umpan balik terhadap para guru ihwal pembelajaran yang dilakukannya bareng penerima didik
- Para penerima didik menjadi manusia yang inovatif dan bisa menghadapi banyak sekali permasalahan yang dihadapinya
- Para penerima didik tidak menampilkan dampak negatif terhadap masyarakat, lingkungannya dengan cara apapun
- Kriteria jangka panjang
- Adanya kenaikan mutu pendidikan, yang sanggup diraih oleh sekolah lewat kemandirian dan inisiatif kepala sekolah, guru dalam mengorganisir dan mendayagunakan sumber-sumber yang tersedia
- Adanya kenaikan efisiensi dan efektifitas pengelolaan dan penggunaan sumber-sumber pendidikan, lewat pembagian tanggung jawab yang jelas, transparan dan demokratis
- Adanya kenaikan tanggungjawab sekolah terhadap pemerintah, orangtua penerima didik dan penduduk kebanyakan berhubungan dengan mutu sekolah, baik dalam intra maupun ekstrakurikuler
- Adanya kompetisi yang sehat antar sekolah dalam kenaikan mutu pendidikan lewat upaya-upaya inovatif dengan dukungan orangtua, penerima didik, penduduk dan pemerintah wilayah setempat
- Tumbuhnya kemandirian dan berkurangnya ketergantungan dikalangan warga sekolah, bersifat adiktif dan produktif, serta memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi ulet, inovatif dan berani mengambil resiko)
- Terwujudnya proses pembelajaran yang efektif, yang lebih menekankan pada mencar ilmu mengenali (learning to know), mencar ilmu berkarya (learning to do), mencar ilmu menjadi diri sendiri (learning to be), dan mencar ilmu hidup bareng (learning to live together)
- Terwujudnya iklim sekolah yang aman, tenteram dan tertib, sehingga proses pembelajaran sanggup berlangsung
- Adanya proses penilaian dan perbaikan secara berkelanjutan. Evaluasi secara terencana bukan cuma ditujukan untuk mengenali tingkat daya serap dan kesanggupan penerima didik, tapi untuk mempergunakan hasil penilaian mencar ilmu tersebut bagi perbaikan dan penyempurnaan proses pembelajaran di sekolah
Djamarah (2002:120) mengemukakan bahwa yang menjadi isyarat bahwa sebuah proses pembelajaran sukses yakni hal-hal berikut:
- Daya serap terhadap materi pengajaran yang diajarkan meraih prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok
- Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus (TIK) yang sudah diraih oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok
Lebih lanjut Djamarah (2002:121-122) mengemukakan, kesuksesan proses mencar ilmu itu dibagi atas beberapa taraf atau tingkatan. Tingkat kesuksesan tersebut adalah:
- Istimewa/maksimal: apabila keseluruhan materi pelajaran yang diajarkan itu sanggup dikuasai oleh siswa.
- Baik sekali/optimal: apabila sebagian besar (76% s.d 99%) materi pelajaran yang disampaikan sanggup dikuasai oleh siswa.
- Baik/minimal: apabila materi pelajaran yang diajarkan cuma 60% s.d 75% saja dikuasai oleh siswa.
- Kurang: apabila materi pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa.
Ciri-ciri Pembelajaran
Darsono dalam Hamdani (2011:47) beropini bahwa ciri-ciri pembelajaran selaku berikut:
- Pembelajaran dijalankan secara sadar dan dijadwalkan secara sistematis
- Pembelajaran sanggup menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar
- Pembelajaran sanggup menawarkan materi mencar ilmu yang menawan perhatian dan menantang siswa
- Pembelajaran sanggup menggunakan alat bantu mencar ilmu yang sempurna dan menarik
- Pembelajaran sanggup bikin suasana mencar ilmu yang tenteram dan menggembirakan bagi siswa
- Pembelajaran sanggup bikin siswa siap menemukan pelajaran, baik secara fisik maupun psikologi
- Pembelajaran menekankan keaktifan siswa
- Pembelajaran dijalankan secara sadar dan sengaja
Sementara itu beberapa ciri pembelajaran matematika secara konstruktivis menyerupai yang diungkapkan Suhito dalam Widarti (2007:16) yakni selaku berikut:
- Siswa terlibat secara aktif dalam belajarnya
- Siswa mencar ilmu materi matematika secara bermakna
- Siswa mencar ilmu bagaimana mencar ilmu itu
- Informasi gres mesti dikaitkan dengan informasi sebelumnya sehingga menyatu dengan skemata yang sudah dimiliki siswa
- Orientasi pembelajaran yakni pemeriksaan dan penemuan
- Berorientasi pada pemecahan masalah